Makalah Persiapan Faktor Akademik

Makalah Persiapan Faktor Akademik



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakng masalah
Menulis skripsi ata karya ilmiyah, digambarkan sebagai proses yang sulit dan sebagaian penulis mengibaratkan sebagai “perjalanan roller coaster”robets, 2004)dengan adanya turun naik yang pasti, dalam setiap fase dari proses penulisan itu. Menulis skripsi dalam bahasa inggris bagi mahasiswa yang mengambil jurusan bahasa asing tentu sulit, kesulitannya menjadi ganda antara cara penulisan dan struktur penulisannya.
Dalam bab inin akan dibahas beberapa fkator yang sebaiknya dilakukan sebelum menulis skripsi, tesis atau disertasi, tetapi berkaitan langsung dengan faktor akademik, mulai dari proses memilih topik, memilih pembimbing, merencanakan jadwal yang realistis, memahami metode penelitian, memahami gaya tulisan akademik, dan lain sebagainya.
Penjelasan dari masing-masing kegiatan atau peroses sebaiknya terjadi sebelum mulai menulis penelitian akan dipaparkan di bawah ini.
B.     Rumusan masalah
1.      Bagaimana memilih topik?
2.      Bagaimana memilih pembimbing?
3.      Bagaimana cara merencanakan jadwal yang realistis?
4.      Bagaimana memahami metode penelitian?
5.      Bagaimana menulis dengan gaya akademik?
6.      Bagaimana menganalisa tesis dan disertasi yang sudah lulus?
7.      Bagaimana menyiasati istilah “writing up”?
C.     Tujuan
1.      Cara memilih topik yang baik
2.      Cara memilih pembimbing yang tepat
3.      Cara merencanakan jadwal yang realistis
4.      Memahami metode penelitian
5.      Menulis dengan gaya akademik
6.      Menganalisis penelitian yang sudah lulus
7.      Menyiasati istilah “writing up”

BAB II
PEMBAHASA
A.    Memilih topik
Memilih topik adalah salah satu prosen utama dalam menulis skripsi dan menurut brause, 2000 menyatakan bahwa memilih topik merupakan salah satu tahap yang sangat menentukan dalam perjalanan penyesuaian studi.
Sebelum manulis skipdi, tesis atau disertasi, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang akan kita teliti dan yang ingin kita pelajari brause, 200;37). Banyak orang menyakini bahwa penelitian atau riset adalah mengonfirmasi atau membuktikan asumsi. Namun demikian, keyakinan ini, menurut brause, kurang tepat brause mengatakan :
“ research is a process of searching repeaatedly, re- searching for new insights and more comprehensive, cohesive, “elegant” theory. There are probably few, if any “truths”- immutable, never changing facts. Each research project intends to advance our knowledge, getting closer to ‘truth’ (200’37) .
Jadi, meniliti adalah proses mencari atau menemukan teori atau pandangan baru yang dilakukan secara berulang. Setiap penelitian ditunjukan untuk mengembangkan pengetahuan peniliti tentang topik yang ditelitinya untuk mendekati “kebenaran”.
Cara memilih topik biasanya dimulai dengan yang lebih umum sampai ke yang lebih khusus. Jadi, sebelum manentukan topik, kata kunci yang sebaiknya diingat oleh mahasiswa adalah manageability ( lawton, 1997;8).
Contoh cara membuat topik tentang pengajaran bahsa inggris, mungkin pengerucutan bisa dilakukan dengan cara seperti ini :
·         Kajian umum : the teaching of english
·         Minat khusus : efl leaners
·         Lebih spesifik : young leaners
·         Persisinya in one international privete school in bandung
·         Judul : “teaching english to young leaners : a case study in one international private school in bnadung.”
Ada beberapa sarang bagi mahasiswa yang akan memilih topik untuk penelitiannya yaitu menuruh brause (2000, lihat juga rudestam & newton, 1992 untuk saran yang hampir sama) tentang memilih topik sangat relevan. Saran itu diantanya adalah sebagi berikut:
1.      Pencarian atau pemikiran topik sebaiknya dimulai sejak matakuliah pertama yang diambil dari tugas-tugas yang dibuat untuk mata kuliah tersebut.
2.      Mencari topik yang kita suka dan tertarik untung menelitinya, yang bisa membuat kita bisa berkerja bertahun-tahun berkaitan dengan topik itu (rudestam & newton, 1992).
3.      Memilih topik yang akan memberikan signifikansi kepada kita setelah kits menyelesaikan program maguster atau doktor.
Sejalan dengan syarat-syarat diatas, thomas dan brubeker (2000;59-61) menyebutkan sembilan kriteria untuk menentukan apakah topik yang dipilih itu baik atau tidak. Kriteria itu akan dipaparkan di bawah ini.
1.      Persetujuan pembimbing
Topik yang baik adlah yang disetujui oleh penguji proposal penelitian atau calon pembimbing.
2.      Apakah penelitian yang diajukan betul-betul merupakan penelitian atau bukan
Mahasiswa, menurut rudestam dan newton (1992) sering mengatakan tujuan penelitiannya dengan cara yang menunjukan bahwa dia tidak berusa untuk mendapatkan jawaban terhadap pernyatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihit dari ungkapan berikut:
“i will demostrate that....”
“i will demonstrete that....”
“ this study will make it cleat that....”
Dengan demikian, tambah rudestam dan newton (1992) kalau mahasiswa sudah tahu kesimpulan yang akan dicapai diakhir penelitian, maka proposal itu bukan untuk penelitian tetapi untuk propaganda atau “salesmanship”.
3.      Signiikafikansi hasil penelitian
Dalam hal ini, glatthon dan joyner (2005) menegaskan bahwa dalam memilih topik mahasiswa harus mempertimbangkan signifikansi profesional, minat profesional yang berkelanjutan, minat pribadi, pengembangan karir, pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu mahasiswa harus memperhatikan signifikansi tehadap perkembangan teori dan praktek berkaitan dengan bidang ilmu yang dikaji.
4.      Fisibilitas metodology
Dalam hal fisibilitas metodologi, peneliti sebaiknya bertanya apakah masalah yang diajukan bisa diteliti dengan metode penelitian yang diketqahui atau yang ada didalam pikiran peneliti.
5.      Hambatan waktu
Peneliti sebaiknya bertanya apakah proyek penelitian bisa dilakuakan dalam waktu yang tersedia.
6.      Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Menulis teis atau disertasi, menurut thomas dan brubaker (2000) merupakan pengalaman belajar yang sangat berharga, dan keterampilan yang diperlukan dalamm menulis tesis atau disertasi bosa diperoleh sejalan dengan berlangsungnya proses penulisan tesis atau disertasi itu.
7.      Perelatan dan persedian
Fasilitas apa yang diperliakan untuk menulis tesis atau dosertasi yang tersedia, sehingga pelaksanaan penelitian bisa berjalan dengan lancar.
8.      Personil
Siapa yang akan melakukan setiap pekerjaaan yang ada dalam proyek penelitian, karna penelitian yang dilakukan  mungkin memerlukan bantuan orang lain.
9.      Dana
Pengerluarn apa yang diperlukan, berapa banyak.
B.     Memilih pembimbing
Pemnbimbing merupakan figur yang sangat penting dalam menyelesaikan penelitian. Pembimbing atau tim pembimbing, menurut paker dan davis (lihat juga roberts, 2004;48), bertanggung jawab untuk membantu mahasiswa menulis tesis atau desirtasinya, terutanma dalam bemberikan kontribusi, saran dan gagasan dalam setiap bab yang ada dalam tesis atau desirtasi.
Peran pembimbing seperti dikatakan oleh thomas dan brubaker (2000) serta paltridge dan stairfield (2007), diperlukan sejak pemilihan topik dan penulisan proposal. Dengan demikian, pemilihan pembimbing menjadi sangat penting dalam membantu penyelesaian tesis atau disertasi yang ditulis, seperti yang dikatakn oleh brause (2000;3) bahwa pemilihan proyek penelitian dan pembimbing membuat perbedaan antara :finishing”  dan ‘not finishing”.
Berikut adalah beberapa saran yang dikemukakan oleh prker dan davis (1997), dan yang lainnya. Dalam memilih pembimbing. Yaitu:
1.      Pililah pembimbing yang enak untuk diajak berkomunikasi, atau pembimbing yang direktif dan sangat terstruktur, atau kita lebih menyukai pembimbing yang lebih aissez-faire.
2.      Pilihlah pembbimbing yang mempunyai keahliyan yang relevan yang ahli dalam pembahasan topik kita karna pembimbing yang sudah ahli dalam topik kita memudahkan kita untuk mencari informasi yang biasanya direkomendasikan olem pembimbing.
3.      Sensitid terhadap kebutuhan kita tetapi menuntut pekerjaan yang berkualitas (roberts;2004)
4.      Dikenal meluluskan bnayak mahasiswa.
5.      Tertarik untuk membantu kita berhasil.
6.      Banyak terkibat dalam penelitian.
7.      Mempunyai kecenderungan untuk menggunakan metode penelitian yang kita gunakan.
Dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan pembimbing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selapma proses bimbingan. Hal seperti ini sangat penting untuk menghindari kesalah pahaman yang bisa berakibat buruk bagi hubungan antara mahasiswa dan dosen. Dalam hal ini ada beberapa saran menurut robert (2004:50-53) untuk memelihara hubungan kerja yang baik dengan dosen, yaitu;
1.      Membuat aturan atau norma sedini mungkin mengenai bagaimana kita akan berkerja sama.
2.      Selalu memberikan draft yang terbaik kepeda pembimbing
3.      Menerima kritik dengan lapang dada dan defensif.
4.      Selalu memasukan saran pembimbing dalam merevisi setiap bab.
5.      Menghargai hambatan waktu yang dialami oleh mpembimbing.
6.      Memiliki sikap positif.
7.      Tetap menjaga kontak dengan pembimbing.
C.    Merencenakan jadwal yang realistis
Ada beberapa faktor yang mungkin membuat kita mengalami hambatan dalam penulisan tesus atau disertasi. Beberapa faktor itu diantaranya:
1.      Masalah keluarga
2.      Sakit
3.      Liburan
4.      Maslah dalam hal komputer
5.      Masalah dalam menemui tutor
6.      Keterlambatan mengetik atau menjilid
Dalam hal pembuatan jadwal yang realistis, wellington dkk (2005), berdasarkan beberapa tips yang di dapatnya dari beberapa mahasiswa tentang mengatur jadwal yang realistis yaitu:
1.      Bekerja dengan hal yang suportif dengan teman yang sama-sama sedang menulis skripsi atau disertasi.
2.      Menegosiasikan dukungan di tempat kerja dan di rumah.
3.      Menemukan “a comfort zone”.
D.    Memahami metode penilitian
Memahami metode penelitian adalah hal lain yang perlu dilakukan dalam penelitian. Biasanya kita sudah memahami metpde penelitian karna di indonesia umumnya memounyai mata kuliah tentang metode penelitian sebelum yang di ambil sebelum penelitian.
Berkaitan dengan metode penelitian, phillipps dan pugh (1994:19) meegaskan bahwa selain memahami metode penelitian yang mungking cocok untuk penelitian kita, kita juga harus sadar akan kelemahan dari setiap metode penelitian dan teknik pengumpualn data.
Sekaitan dengan penelitian, thoams dan brubaker (2000) dan silveman (2006:16) mengemukakan beberapa istilah yang sebaiknya dikuasia sebelum melakukan penelitian. Istilah itu, di antaranya adalah:
·         Research: berarti “searching again” atau mencari lagi, berarti mencari sesuatu dan setelah itu, memcari lagi.
·         Model: kerangka kerja secara keseluruhan untuk melihat satu fenomena.
·         Konsep: ide yang muncul dari salah satu model.
·         Teori: sejumlah konsep yang digunakan untum mendefinisikan atau menerangkan satu fenomena.
·         Hipotesis: proposisi yan bisa dites atau diuji.
·         Empiris: teori yang muncul dari praktek.
·         Metodologi: pendekatan secara umum dalam meneliti topik penelitian.
·         Metode: teknik mpenelitian khusus yang meliputi teknik kuantitatif, seperti korelasi statistik, teknik seperti observasi, wawancara, rekaman.
·         Epistemology: metodology yang didasarkan pada teori.
E.     Memahami gaya tulisan akademik
Memahami gaya tulisan akademik sangat penting bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian dan menulis tesis atau disertasi, mengingat melakukan penelitian, seperti dikatakan oleh Kamler dan Thomson (2006:8) mengharuskan peneliti untuk bekerja secara teratur dan tepat waktu,, meemperhatikam konvensi ilmiah, serta memahami bahwa menulis merupakan serangkaian tahapan yang harus dilalui.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis dalam gaya tulisan akademik seperti format penulisan teks akademik atau laporan penelitian, cara menulis pernyataan atau gagasan, dan cara menyusun paragraph dan penggunaan kalimat aktif dan pasif.
1.      Format konvensional atau format posmodernisme ?
Cara konvensional atau tradisiional atau ilmiah diawali dengan pernyataan masalah yang akan diselesaikan dan dari setting dari permasalahan itu dalam konteksnya dari penelitian sebelumnya mengenai topic yang sama, termasuk kajian pustaka. Bagian ini merupakan bagian dari rasional masalah yang menekankan pentingnya penelitian itu ditemukan. Berakhir dengan kesimpulan yang ditarik dari bahan (data) yang dipaparkan. Untuk bisa memahami cara konvensional dengan cepat menurut Bryant (2004;7), membaca artikel jurnal merupakan cara terbaik untuk segera memahami pola yang dipakai oleh para ahli dibidang yang dikaji.

Sebaiknya tulisan akademik digunakan untuk mengkomunikasikan gagasan yang jarang mengandung dialog dan bersifat objektif.

Manfaat menulis dengan cara konvensional sebagai berikut:
·         Landasan Penelitian
·         Kesederhanaan dan daya perbandingan
·         Penerimaan politis, professional dan akademis
·         Globalisasi

2.      Cara menulis pernyataan atau gagasan
Banyak para peneliti atau penulis awal biasanya cenderung menulis pernyataan yang mudah ditentang atau disanggah. Untuk itu, Glatthorn dan joyer (2005:145) menyarankan bahwa mahasiswa sebaiknya menghindari cara penulisan yang sering dipakai oleh jurnalis. Contoh perbedaan tulisan jurnalis dengan akademisi sebagai berikut :
Jurnalis   : “expert now believe that most large employers will soon bee providing child – care serices for working parents” (2005:145)
Akademisi           : “according to seeral studies, a large percentage of the dompanies employing more that 1.000 employees provide some form of child care fore working Prents (see for example, the murphy, 1997, survey)” (2005:145).
Menurut Glatthorn dan joyner, ada tiga cara untuk mengatasi masalah dokumentasi.
Cara pertama : menghindari penulisann yang memerlukan referensi.
Cara kedua : dengan memasukan bukti kedalam teks untuk mendukung argument
Cara ketiga : mengutip sumber lain yang memberi bukti, yakni memberikan referensi kepada pembbaca yang memberikan dukungan terhadap pernyataan yang kita buat.
3.      Cara menulis paragraph
Penulisan pargraf sangat penting dalam meningkatkan keterbacaan tulisan. Panjang pendeknya paragraph memang merupakan masalah format dan pembaca.
Tulisan untuk pembaca ahli, seperti buku teks cendruung menggunakan paragraph yang panjang, kecuali untuk pembaca awal. Namun, tullisan untuk pembaca awal cendrung menggunakan paragraf pendek. Paragraph yang terlalu panjang membuat tulisan tampak lebih mudah dibaca (Hartley, 1997:98; Glatthorn & Joyner, 2005:147, Barras, 2002:44; lihat juga Burton, 2002 dan Roberts, 2004 tentang pembahasan yang sama).
Menurut Glatthorn dan Joyner (2005:147) dalam satu paragraf hanya terdiri dari 100-150 kata. Paragraf yang terlaliu pendek akan memberi kesan kurang matang, paragraph terlalu panjang tidak menarik pembaca untuk membacanya. Dalam mengembangkan paragraf ada metode yang harus diperhatikan yaitu metode CUE (Coherence Unity Emphasis)
4.      Penggunaan kalimat aktif dan pasif
Penggunaan kalimat aktif mengurangi jumlah kata dan membuat tulisan kita lebih kuat dan menarik. Menurut Roberts, kalimat pasif mewakili cara konvensional untuk laporan yang tidak personal dann memberikan kesan objektivitas pada tulisan. Kalmiat pasif dapat memberi efek yang baik dalam beberapa hal :
a.       Mengurangi tanggung jawab terhadap apa yang dikatakan, dari pada mengatakan : “I made an error” (saya membuat kesalahan) lebih baik menulis :”an error was made” (kesalahan dibuat)
b.      Mengurangi penekanan pada penulis: dari pada mengatakan: “I recommend”, lebih baik “it is recommended that…”
c.       Kalau pelaku dari tindakan tidak diketahui atau tidak relevan. Contoh “A house was broken into in Main Road”  “Office mail is delivered twice a day”.
Penggunaan kalimat pasif yang terlalu banyak disetiap halaman juga akan membuat tulisan kita membosankan.
Jadi penggunaan kalimat aktif dan pasif sangat tergantung dari konteks serta tujuan penulis dalam mengemukakan argumennya. Sebaiknya kita menggunakan kalimat aktif dan pasif secara seimbang, sesuai dengann kebutuhannya, seperti yang disarankan oleh Kamlerr dan Thomson diatas.

F.      Menganalisis Tesis dan Disertasi yang sudah lulus
ketika kita melihat tesis, Evans dan Gruba (2005:7) menyarankan agar memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1.      Melihat apakah daftar isi memberikan kita ide yang jelas mengenai struktur tesis secara keseluruhan.
2.      Membaca secara sekilas bab pendahuluan, kemudian kesimpulan dan referensi. Kemudian membaca pendahuluan dengan teliti dan membaca kesimpulan untuk melihat apakah tesis itu berkesinambungan. Mungkin kita akan terkejut melihat bahwa beberapa tesis gagal dalam memmbuat hubungan antara pendahulan dan kesimpulan.
3.      Ketika kita melihat kesalahan yang dibuat oleh orang lain, maka kita sebaiknya berhati – hati jangan sampai membuat kesalahan yang sama. Kita sebagai pembaca tesis dan disertasi dituntut untuk berfikir kritis dengan melihat kelebihan dan kekurangan tesis atau disertasi yang dibaca. Dengan bekal pengetahuan mengenai cara penulisan teks akademik, kita akan bisa melihat kelebihan dan kelemahan tesis atau disertasi tersebut.
Kita juga sebaiknya melihat bagaimana tesis itu disusun. Misalnya melihat setiap bab yang ditulis, berapa panjang, bagaimana sub heading dalam setiap  bab menggambarkan isi, menghubungkan antara paradigm, data dan bentuk bahasa yang diguanakan, dan sebagainya.
G.     Menyiasati istilah “writing up” dalam penelitian
Kata writing up sebaiknya tidak dianggap sebagai tahap menulis tesis dari awal, melainkan sebagai tahap untuk merapihkan atau “tidying-up”. Sebaiknya menulis itu berbarengan dengan apa yang kita teliti, karena sejatinya penelitian itu berarti menulis.
Evans dan Gruba (2002) menyarankan untuk melakukan beberapa hal dibawah ini ketika menulis dan penelitian bsia berjalan secara simultan:
1.      Menulis draf pendahuluan
Pendahuluan ini akan dimodifikasi lagi ketika kita telah melakukan penellitian agar sesuai dengan hasil dari yang telah kita teliti

2.      Membaca pustaka dan  menulis tulisan mengenai setiap topic yang akan dibahas, kita akan mengetahui lebih banyak tentang penelitian kita dan mungkin akan mengubah tujuan penelitian kita. Namun kita jangan sampai tidak “persistent’ atau teguh pendirian dan mulai dengan mencari topic yang lain.



No comments:

Post a Comment

Syekh Nawawi al-Bantani

Syekh Nawawi al – Bantani (Ulama Indonesia Yang   Menjadi Imam Besar Di Masjidil Haram) Imam Nawawi adalah ulama Banten yang tidak asi...